SMS Gratis

Tentang saya

Foto saya
Ciluk baa.. Nama q Ida Putu Pustaka tapi q dipanggil meong oleh teman2 saya, q lahir di Banjar pada tangga; 21 Juli 1991. Cri2q rambutnya kriting, tinggi badanq 167 dan beratq 154 kg kulitq sawo matang

Ujian Nasionalku

Ujuan Nasional yang saya takutkan ternyata sangat mudah karena materinya sudah saya kuasai semua. Semoga hasilnya sesuai harapan, yang penting LULUS. Selamat tinggal SMA Negeri 2 Singaraja, saya akan selalu aktif mengunjungi situsmu dan ikut meramaikan dengan cerita dan pengalaman saya nanti.

Artikel

NYEPI DI BALI

Dulu, hari raya Nyepi saat di Jakarta tidak terlalu banyak berarti buatku. Nyepi adalah hari libur, itu saja. Mungkin juga begitu dengan teman-teman di luar Bali.

Tapi sekarang, saat aku di Bali, Nyepi adalah hari raya. Ya, sebelum hari raya Nyepi berlangsung, mamanya Saylow banyak bercerita kepadaku. Tentang bagaimana nantinya Nyepi berlangsung, persiapan-persiapan sebelum Nyepi, dan hal-hal lain. Bahkan, ia bercerita kalau saat Nyepi dulu, banyak sekali turis-turis datang ke Bali sebelum hari raya Nyepi. Sekarang, Bali sepi!

Melasti

Beberapa hari sebelum hari raya Nyepi, umat Hindu di Bali mengadakan upacara Melasti, yaitu sebuah acara menghanyutkan hal-hal kotor ke laut (leteh). Setiap sudut jalan di Bali macet. Karena ada iring-iringan dari setiap Banjar menuju pantai. Banjar yang jauh dari pantai, biasanya menyewa truk, mobil bak terbuka atau masing-masing orang naik sepeda motor. Melasti paling lambat dilakukan sore hari sebelum hari raya Nyepi.

Mengusir Bhuta Kala dari rumah (Pengrupukan)

Aku pikir tadinya, pengrupukan adalah pesta makan kerupuk *halah! pikiranku makan terus*, ternyata aku salah besar.

Umat Hindu di Bali memang masih percaya dengan hal-hal mistis. Itu wajar bagiku,karena hal-hal mistis memang tidak akan bisa terpisahkan dari kehidupan manusia.

Pada sore hari, saat Maghrib, semua anggota keluarga berbaris. Seorang ibu berada pada barisan terdepan seraya memegang air (air itu kemudian disebut mesui) dan memercikkannya ke tiap sudut rumah. Seorang ayah memegang obor untuk mengobori seluruh rumah dan pekarangan. Sedangkan anak-anaknya memukul benda-benda hingga bersuara gaduh. Yang bisa digunakan adalah panci dan sendok, kentongan, botol air mineral kosong, dan lainnya. Sumpah, acara ini benar-benar berisik. Bayangkan, jika secara serempak orang Bali melakukan hal ini.

Ogoh-ogoh

Ogoh-ogoh adalah patung yang dipercaya sebagai perwujudan Bhuta Kala dan diarak keliling sekitar lingkungan Banjar. Tujuannya juga sama, mengusir Bhuta Kala dari lingkungan sekitar. Karena itulah setiap ogoh-ogoh bermuka seram, karena merupakan perwujudan raksasa jelek *duh* nan jahat.

Ogoh-ogoh diarak keliling pada malam hari, sekitar pukul 7 malam sampai selesai. Untuk itulah, jika ingin berburu foto ogoh-ogoh, sore hari adalah waktu yang sangat tepat. Dan kita masih bisa berkeliling ke tiap Banjar untuk mengambil gambarnya. Tak usah khawatir, warga Bali sudah maklum. Sempat merasa risih, ketika ogoh-ogoh ditaruh di depan lampu merah. Jadi bisa dibayangkan, ketika aku mencoba mengambil gambar, banyak orang yang memperhatikan.

Perlu diketahui, setiap ogoh-ogoh memerlukan berjuta-juta rupiah. Uang itu didapat dengan cara urunan dari setiap warga banjar. Dan biasanya ogoh-ogoh mulai dibuat sebulan sebelum Nyepi. Setelah malam diarak, ternyata ogoh-ogoh harus dibakar. Hehehe…. Nyesek gak sih? Tapi jaman berubah, banyak ogoh-ogoh yang akhirnya dijual.

Hari raya Nyepi

Nyepi dimulai pada pukul 6 pagi sampai dengan pukul 6 pagi besoknya. Selama 24 jam, ada 4 aturan yang tidak boleh dilanggar.
1. Amati Geni (Tidak menggunakan api dan menghidupkan api). Ini berarti tak ada lampu sama sekali selama 24 jam.
2. Amati Karya (Tidak bekerja). Ini berarti tidak ada komputer menyala.
3. Amati Lelungan (Tidak berpergian). Ini berarti tidak boleh keluar rumah.
4. Amati Lelanguan (Tidak ada hiburan). Ini berarti, no MP3, no Handphone, no Game, dan semacamnya.

Terbayang dengan aturan diatas? Hihihi.

Walau begitu, aku masih yakin masih ada orang Bali yang belum melakukan 4 hal diatas.Buktinya, masih saja diperlukan koran untuk menutupi lubang-lubang yang memungkinkan cahaya keluar dari rumah. Perlu diketahui, di daerah tertentu, jika terlihat cahaya sedikit saja, maka Pecalang (petugas nyepi) akan menimpuki rumah itu.

Yang menarik adalah pada malam hari. Bali benar-benar mati. Hanya cahaya bulan yang ada. Suara angin, burung, dan binatang lain bisa kita dengar dengan jelas. Bali benar-benar menjadi pulau yang mati.

Pengikut